Ketua IJTI Pusat: Jurnalis Harus Adaptif Hadapi Era Digital
Palangkaraya, Lintas Mura News – Perkembangan teknologi digital membawa perubahan besar dalam dunia jurnalistik. Transformasi ini menghadirkan tantangan baru bagi para jurnalis untuk tetap relevan dan kredibel di era di mana informasi bergerak begitu cepat. Ketua Ikatan Jurnalis Televisi Indonesia (IJTI) Pusat, Herik Kurniawan, menegaskan pentingnya adaptasi jurnalis terhadap dunia digital untuk menjaga integritas profesi.
"Dunia digital menawarkan peluang besar, tetapi juga memiliki risiko tinggi, seperti maraknya berita palsu dan algoritma yang sering memprioritaskan kecepatan dibandingkan kualitas. Di sinilah peran jurnalis menjadi krusial, untuk tetap menghadirkan berita yang akurat, berimbang, dan mendidik," ujar Herik dalam sambutannya saat menghadiri Kegiatan Musyawarah Daerah Ikatan Jurnalis Telivisi Indonesia (Musda IJTI) Di Kota Palangkaraya,tepatnya jalan Haji ikap kantor IJTI Pengda Kalteng.Sabtu(25/01/25)
Herik menekankan pentingnya pemahaman jurnalis terhadap teknologi dan media digital. Menurutnya, penguasaan terhadap data, analitik, dan kemampuan memanfaatkan platform digital adalah kebutuhan mendesak bagi jurnalis saat ini.
"Jurnalis tidak hanya dituntut pandai menulis dan melaporkan, tetapi juga harus memahami cara kerja algoritma media sosial, optimalisasi mesin pencari (SEO), serta etika penyampaian berita di dunia digital," tambah Herik.
Selain tantangan teknologi, Herik juga menyoroti pentingnya menjaga kredibilitas di tengah derasnya arus informasi yang sering kali tidak diverifikasi. "Jurnalis harus mampu membedakan dirinya dari sekadar 'penyebar informasi.' Akurasi, riset mendalam, dan independensi tetap menjadi pilar utama yang tidak boleh ditinggalkan," tegasnya.
Untuk mendukung jurnalis menghadapi tantangan digital, IJTI mendorong pelatihan dan kolaborasi antarinstansi. "Kami telah merancang program pelatihan berbasis digital untuk membantu jurnalis memahami tren baru, seperti jurnalistik data, AI dalam pemberitaan, hingga pengelolaan konten multimedia," ujar Herik.
Herik juga mengimbau perusahaan media untuk meningkatkan investasi pada teknologi dan pelatihan sumber daya manusia. "Kita tidak bisa hanya mengandalkan cara lama dalam menghadapi era baru ini. Transformasi digital harus menjadi prioritas bersama, bukan sekadar tren sesaat," katanya.
Melalui kolaborasi dan adaptasi yang baik, Herik optimistis dunia jurnalistik Indonesia mampu menghadapi tantangan era digital. "Semangat kita adalah menjaga profesi ini tetap menjadi pilar demokrasi yang kokoh, relevan, dan berintegritas di tengah perubahan zaman," tutupnya.(KSP)
Posting Komentar