Festival Tandak Intan Kaharingan: Merawat Spiritualitas dan Budaya Lokal di Murung Raya
Ketua Lembaga Pengembangan Tandak Intan Kaharingan (LPT-IK) Kalimantan Tengah, Parada LKDR, menegaskan bahwa festival ini bukan sekadar ajang seni budaya, melainkan wujud nyata kehadiran dan perhatian pemerintah terhadap pembinaan umat beragama, khususnya penganut Kaharingan.
“Lewat festival ini, umat merasakan bahwa pemerintah hadir dan peduli terhadap pembinaan spiritual mereka,” ujar Parada di sela acara pembukaan.
Ia menekankan bahwa pembinaan keagamaan perlu dilakukan tidak hanya lewat jalur formal seperti pendidikan, tetapi juga melalui kegiatan budaya yang menyentuh kehidupan masyarakat secara langsung.
“Festival seperti ini menjadi sarana efektif bagi generasi muda untuk memahami ajaran dalam kitab suci mereka dan mengembangkan potensi spiritual maupun sosial,” tambahnya.
Festival tahun ini menghadirkan 12 kategori lomba dengan lebih dari 50 kriteria penilaian, termasuk:
- Kendayu (putra/putri)
- Menanda
- Tarung
- Tari Tradisional
- Pembacaan Kitab Suci
- Dharma Wacana / Pendet
Dari seluruh kategori, lomba Kendayu menjadi yang paling bergengsi karena menggabungkan unsur vokal, penghayatan spiritual, dan pemahaman mendalam terhadap nilai-nilai ajaran Kaharingan.
Menanggapi kekhawatiran terhadap pengaruh budaya luar, Parada optimis bahwa budaya lokal akan tetap bertahan.
“Nilai-nilai budaya Kaharingan sudah menyatu dalam ajarannya. Selama ajaran itu terus dipahami dan dijalankan, budaya lokal tidak akan hilang,” tegasnya.
Festival ini mendapat dukungan penuh dari Pemerintah Kabupaten Murung Raya dan antusiasme tinggi dari masyarakat. Selain melestarikan budaya, kegiatan ini mempererat kebersamaan, memperkuat spiritualitas, dan membina generasi muda agar tetap menjunjung tinggi jati diri dan kearifan lokal.(Sem Firdaus)
Posting Komentar